Kamis, 12 Mei 2016

Tugas Softskill Kewirausahaan (Proposal Bisnis)

Para pelaku usaha seringkali dihadapkan pada keharusan untuk membuat proposal usaha. Sebagian orang yang belum memahami pengertian proposal usaha dan tujuan pembuatannya cenderung menganggap remeh hal ini. Beberapa orang beranggapan penyusunan proposal usaha tidaklah penting dan cukup menyita waktu terutama saat usaha sedang dirintis sehingga membutuhkan banyak perhatian. Padahal di waktu-waktu tertentu, proposal usaha ini sangat diperlukan untuk pengembangan usaha dan mengevaluasi suatu usaha.
Nah, pengertian dari proposal usaha ini adalah sebuah dokumen yang disusun oleh seorang pelaku usaha yang mengambarkan usahanya secara keseluruhan termasuk semua unsur-unsur yang terkait dengan usaha tersebut baik unsur internal maupun unsur eksternal.

Sistematika Penyusunan Proposal Usaha

Ada beberapa sistematika yang bisa digunakan untuk menyusun sebuah proposal. Salah satu sistematika penyusunan proposal usaha yang tergolong cukup sederhana namun lengkap yakni sistematika proposal usaha yang terdiri dari 6 bagian.

1. Latar belakang

Bagian ini menjelaskan secara singkat mengenai pendirian suatu usaha, persaingan yang dihadapi, peluang-peluang yang masih terbuka, fasilitas usaha yang dimiliki serta prospek usaha tersebut di masa depan.

2. Data pemilik usaha

Bagian ini merinci identitas lengkap pemilik usaha termasuk pendidikan terakhir dan keterampilan atau pengalaman yang mendukung usahanya.

3. Data mengenai usaha

Bagian ini merinci seluruh data yang berkaitan dengan usaha mulai dari nama usaha, alamat usaha, bidang usaha, waktu pendirian usaha dan susunan pengelola usaha.

4. Kegiatan produksi dalam usaha

Bagian ini menjelaskan peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan produksi dalam usaha, kapasitas produksi, bahan baku yang digunakan dalam proses produksi beserta rincian harganya, dan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam produksi.

5. Kegiatan pemasaran usaha

Bagian ini menjabarkan strategi pemasaran yang digunakan, area-area pemasaran, dan segmen konsumen yang dibidik.

6. Rincian keuangan usaha

Pada bagian ini seorang pelaku usaha harus bisa menyusun rincian keuangan dalam usahanya mulai dari modal awal, biaya pembelian bahan baku, biaya pembelian peralatan dan perlengkapan, biaya promosi, gaji tenaga kerja, dan biaya-biaya lainnya yang dibutuhkan dalam operasional usaha. Pada bagian ini pula perlu disampaikan keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu usaha.

Tujuan Pembuatan Proposal Usaha

Setelah memahami pengertian proposal usaha dan sistematika penyusunannya, pelaku usaha juga perlu memahami tujuan pembuatan proposal usaha ini. Dengan mengetahui tujuan pembuatannya, diharapkan seorang pelaku usaha terdorong untuk mempersiapkan dan menyusun sebuah proposal usaha yang baik. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan proposal usaha.
  • Sebuah proposal usaha akan membantu pelaku usaha untuk mendapatkan gambaran secara keseluruhan mengenai usahanya dan potensi pengembangan yang bisa dilakukan pada usaha tersebut.
  • Proposal usaha juga membantu seorang pelaku usaha untuk menguji strategi usahanya dan mengembangkan strategi tersebut untuk perkembangan usahanya.
  • Proposal usaha dapat digunakan pula untuk mendapatkan investor baru yang akan membantu pengembangan usaha. Kehadiran investor baru dibutuhkan saat pelaku usaha ingin mengembangkan usahanya namun terbentur dengan keterbatasan modal. Dengan adanya investor baru tentunya diharapkan adanya modal segar yang akan mendorong usaha agar semakin berkembang.
Itulah uraian singkat mengenai pengertian proposal usaha, sistematika penyusunan proposal usaha dan tujuan pembuatan proposal usaha. Dengan mengetahui hal ini diharapkan para pelaku usaha tidak lagi meremehkan pembuatan proposal usaha demi perkembangan usahanya. Para pelaku usaha perlu menyisihkan waktunya untuk menyusun proposal usaha demi kemajuan usaha yang sedang dibangun.








source:
http://www.banjirpelanggan.com/pengertian-proposal-usaha/

Tugas Softskill Kewirausahaan (Menanggulangi Resiko Bisnis)

Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa ciri yang menonjol dari seorang pengusaha adalah ‘Berani Ambil Resiko’. Jika seorang pengusaha berawal dari tempat yang sebelumnya nyaman maka setelah mereka terjun menjadi pengusaha berarti mereka mengambil resiko dari zona kenyamanan menuju zona ketidakpastian. Sebagai calon pengusaha yang sukses pada saat mengambil resiko tersebut bukan berarti bunuh diri namun dengan perhitungan dan suatu keyakinan bahwa pada suatu saat nanti akan berhasil dan lebih sukses daripada apa yang didapatkan selama ini. Adapun nanti dalam prakteknya ternyata tidak semanis dengan apa yang mereka inginkan maka itulah salah satu resiko yang harus dihadapi.
Semua orang mengetahui bahwa untuk memulai di dunia bisnis memang tidak semudah seperti membalikan telapak tangan.  Dibutuhkan waktu, keberanian, pengorbanan dan strategi  yang matang sebelum masuk ke zona yang serba tidak pasti. Bila kita amati semua yang ada di hadapan kita ada peluang bisnis yang menemui kita setiap saat  namun tetap semua bisnis itu baik besar maupun kecil memiliki resiko dengan tingkatan yang berbeda-beda. Ada suatu usaha yang memiliki resiko kecil dan banyak juga usaha yang beresiko besar. Biasanya suatu usaha yang beresiko kecil untungnya juga kecil dan sebaliknya usaha yang beresiko besar untungnya juga besar. Namun demikian bukan berarti resiko-resiko tersebut tidak bisa diatasi. Sebenarnya semua resiko pasti ada cara mengatasinya hanya terkadang kita yang tidak atau belum tahu. Oleh karena itu salah satu tugas seorang pengusaha adalah meminimalisir resiko tersebut bilamana terjadi.
Berikut ada beberapa langkah Cara Mengatasi Resiko Bisnis yang mungkin dapat berguna bagi kita yang ingin membuka usaha atau bisnis :
  1. Melakukan Riset Pasar. Dalam memulai bisnis apapun maka hal pertama yang mesti dipikirkan sebelum hal-hal yang lainnya adalah “apakah ada pasarnya produk yang mau kita jual ?” Dari hasil riset akan dapat dikethaui sejauh mana produk yang akan kita jual laku di pasaran kemudian riset selanjutnya adalah apakah resiko terbesar dalam menjual atau membuat produk tersebut ? Resiko tersebut misalnya tingkat kegagalan, tingkat persaingan, tingkat kesulitan pembuatan dan sebagainya. Semua resiko tersebut perlu dilakukan riset kecil-kecilan agar bila resiko tersebut benar-benar terjadi kita sudah mempersiapkan strategi sedini mungkin untuk mengatasi resiko tersebut sehingga resiko dapat diminimalisir sekecil mungkin. Saat ini riset pasar dapat dilakukan dengan cara mudah melalui internet yang tidak perlu biaya namun terkadang juga ada produk yang tidak sesuai bila dilakukan riset pasar melalui internet, jadi tergantung produk yang akan kita jual.
  2. Cari Informasi Tentang Kunci Kesuksesan Bisnis Anda. Dengan informasi tersebut akan berguna untuk membantu menentukan langkah-langkah yang jitu untuk menangani resiko yang muncul dan bukan mengambil langkah yang justru menimbulkan resiko yang lain. Informasi ini sangat penting terutama yang terkait dengan pengalaman orang lain  yang telah melakukan bisnis yang sama sehingga resiko besar yang terjadi yang telah mereka alami sebagai pelajaran untuk kita agar tidak terjadi pada bisnis kita.
  3. Pilih Produk Sesuai dengan Keahlian, Kemampuan, Hobi dan Minat. Bila kita berbisnis sesuai dengan hal-hal tersebut maka keuntungannya adalah kita telah mempunyai bekal pengetahuan dan keahlian untuk mengurangi resiko yang mungkin datang di tengah jalan. Nah, lain halnya jika kita bisnis hanya mengikuti trend saat ini tanpa memperhitungkan aspek tadi maka yang akan terjadi adalah bisnis berhenti ditengah jalan karena kita tidak bisa mencari solusinya berhubung kita bukan ahlinya, khan kita hanya ikut-ikutan.
  4. Modal Usaha Disesuaikan Dengan Kemampuan. Resiko besar dapat terjadi pada bisnis yang modalnya tidak sesuai dengan kemampuan kita. Oleh karena itu usahakan memilih bisnis yang sesuai dengan kemampuan kita atau paling tidak jika terjadi sesuatu maka kita tidak habis-habisan. Jika modal kita masih terbatas jangan mengambil peluang bisnis dengan modal besar dan resiko besar dengan cara sebagian besar hutang. Dengan berhutang maka akan meningkatkan tingkat resiko bila kita bila tidak bisa menggunakan hutang dengan baik.
  5. Keyakinan dan Kreatifitas. Dengan keyakinan, keteguhan hati dan kreatifitas dalam mengembangkan dan memunculkan ide-ide yang baru maka resiko bisnis akan berkurang. Kenapa ? Ya, kalau kita berbisnis tetapi kita sendiri tidak yakin dengan apa yang kita lakukan maka dijamin tidak akan sukses dan keyakinan juga berlu didukung oleh ketekunan dan keteguhan hati dalam menghadapi resiko yang muncul. Kreatfititas juga akan mempermudah dalam mencari jalan keluar pada saat resiko terjadi karena jika kita kreatif maka solusi akan mudah didapatkan.
  6. Pilih Produk Bukan Musiman. Bila kita memilih produk musiman, sedang booming, sedang ngetrend maka resiko kegagalan juga besar. Jadi untuk meminimalisir resiko pilihlah produk yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat sepanjang waktu meskipun biasanya pesaingnya banyak namun kita bisa mensiasati dengan memberikan nilai tambah yang berbeda dengan mereka.
Kita bisa simpulkan dari informasi di atas bahwa semua bisnis itu beresiko baik yang  besar maupun yang kecil namun bukan berarti resiko tersebut tidak dapat diatasi. Bila kita menggunakan strategi yang benar, keyakinan, keuletan dan kreatif maka resiko akan mudah diatasi sehingga tidak sampai merugikan bisnis kita yang akhirnya berhenti di tengah jalan. Salam Sukses !






source:
http://dillashop.com/cara-mengatasi-resiko-bisnis

Tugas Softskill Kewirausahaan (Resiko Bisnis)

A.Pengertian Resiko Bisnis
     Secara sederhana dapat diartikan suatu keadaan atau faktor yang mungkin memiliki dampak negatif pada operasi atau profitabilitas suatu perusahaan. Kadang-kadang disebut sebagai risiko perusahaan, risiko bisnis dapat menjadi hasil dari kondisi internal, serta beberapa faktor eksternal yang mungkin nyata dalam komunitas bisnis lebih luas.
Menurut Kamus Bisnis, resiko bisnis adalah Probabilitas yang gagal dalam operasi organisasi dan lingkungan (seperti persaingan dan kondisi ekonomi yang buruk) yang dapat mengganggu kemampuan organisasi perusahaan untuk pengembalian investasi. Atau dengan kata lain adalah suatu keadaan tertentu yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan tersebut.
     Ada dua faktor dalam resiko bisnis yaitu faktor internal (dalam) dan eksternal (luar). Faktor luar memiliki kecenderungan yang lebih dominan. Salah satu resiko yang paling dominan adalah bahwa perubahan dalam permintaan untuk barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Jika perubahan itu positif, dan permintaan pasar mengalami peningkatan, maka resiko bisnis akan menurun. Sebaliknya, jika permintaan pasar menurun, baik karena persaingan bisnis atau perubahan kondisi ekonomi secara umum, maka faktor risiko untuk investor akan meningkat secara signifikan. Ketika faktor resiko perusahaan dianggap meningkat karena faktor luar yang berada di luar kendali dari perusahaan, maka kemungkinan untuk menarik investor baru sangat terbatas.
     Faktor internal juga dapat mengakibatkan pengembangan risiko bisnis yang signifikan untuk investor. Misalnya jika penjualan lesu dapat dikaitkan dengan kegiatan pemasaran yang tidak efektif atau tenaga penjualan yang tidak berkinerja sesuai harapan, membuat perubahan dalam pendekatan pemasaran atau restrukturisasi usaha penjualan untuk meminimalkan persepsi resiko usaha pada pihak calon investor . Hal yang sama berlaku jika fasilitas manufaktur perusahaan tidak beroperasi secara efisien dan optimal. Pembenahan struktur operasional pabrik dan fasilitas akan menurunkan unsur risiko bisnis dan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi pada tingkat yang sama produksi dan penjualan, yang pada gilirannya akan membuat perusahaan lebih menarik bagi calon investor.
     Secara umum, setiap investor akan mempertimbangkan hubungan efek perusahaan dan risiko bisnis yang terkait dengan perusahaan sebelum memilih untuk berinvestasi dalam masa depan perusahaan. Meskipun ada unsur risiko bisnis yang terkait dengan operasi perusahaan, manajemen yang tepat akan menghasilkan dan menciptakan keseimbangan antara aset dan efek yang akan membuat tingkat risiko bisnis rendah sehingga menarik entitas investor untuk mempertimbangkan investasi dana dalam operasi perusahaan.

B.Bisnis tanpa resiko
     Bisnis tanpa risiko ibarat seperti memasak tanpa garam, atau hidup tanpa pasangan. Risiko hanyalah kemungkinan, dan tanpa adanya kemungkinan, maka tidak ada bisnis. Oleh karenanya perlu dipahami dan diterima segala faktor resiko yang akan timbul.
Namun, tidak tertutup kemungkinan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan faktor resiko dalam bisnis dengan manajemen resiko yang baik dan terencana. Kita harus mengasumsikan bahwa setiap bisnis memiliki resiko, sehingga kita dapat mengelola untuk mengurangi ke titik hingga kita dapat menghilangkannya sama sekali. Jika kita tidak berpikir sejauh itu, maka kita melewatkan kesempatan untuk memanfaatkan dan mengelola resiko dengan cara positif.
     Jadi, kita harus mengakui bahwa resiko adalah unsur penting salam menjalankan bisnis untuk mencapai hasil terbaik. Seperti pepatah dalam pasar asuran yang mengatakan “ Tidak ada yang namanya risiko buruk, yang ada adalah “ tingkat buruk ‘ Buat ruang dalam hidup dan bisnis anda yang hanya memiliki kesempatan 10% tingkat keberhasilan tetapi anda akan mendapatkan 10.000% jika anda mampu melakukannya. Kerjakan hal-hal kecil, lakukan hingga menjadi besar, hanya masalah waktu sampai anda akan melihat hasil yang sangat besar.”
     Dengan mengakui resiko adalah faktor penting dalam bisnis, maka anda memiliki kesempatan untuk mengurangi dan atau bahkan menghilangkan faktor resiko tersebut, dengan manajemen resiko yang terencana dengan baik.

C.Manajemen resiko
     *Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam Manajemen Risiko Usaha Membuat rencana manajemen risiko merupakan pusat pengoperasian setiap bisnis yang sukses. Sebuah rencana yang benar-benar efektif akan membahas setiap bidang yang mungkin untuk informasi bisnis, karyawan, aset fisik, dan keuangan. Meskipun tidak mungkin untuk memprediksi semua sumber risiko, penting untuk mengurangi sebanyak mungkin untuk melindungi perusahaan dari kerusakan, kewajiban, dan sumber kerugian.
      *Menetapkan Bisnis Manajemen Risiko Berbagai faktor risiko yang berbeda dapat mempengaruhi kemampuan sebuah bisnis untuk beroperasi secara efektif. Manajemen risiko adalah suatu proses dimana risiko yang paling penting dapat diidentifikasi, diprioritaskan, dan dikurangi atau dihilangkan. Strategi digunakan untuk menangani risiko yang terurai menjadi empat kategori utama, yaitu :

Mengidentifikasi dan Mengelola Risiko

Proses untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko bisnis cukup standar dan terdiri dari lima langkah dasar. dimulai dengan mengidentifikasi risiko aset perusahaan. Selanjutnya, mengukur, dan memenuhi kemungkinan kerusakan. Kemudian, rencanakan strategi untuk membatasi kerusakan. Keempat, menerapkan strategi. Akhirnya, perusahaan dan manajer risiko harus terus memantau risiko untuk melihat apakah strategi yang dilaksanakan berjalan efektif.

Risiko Bisnis untuk Orang dan Properti

Risiko usaha dapat muncul dalam berbagai bentuk, yang berarti bahwa rencana bisnis manajemen risiko harus mencakup bermacam kebijakan . Pada tingkat yang sangat dasar, memastikan karyawan dan peralatan keamanan dengan mencegah kecelakaan. Kesiapsiagaan bencana juga merupakan komponen penting dari manajemen risiko bisnis dan harus mencakup hal-hal seperti kebakaran, banjir, dan rencana insiden kritis. Bagian penting dari rencana manajemen risiko adalah memastikan bahwa data yang didukung secara teratur dan aman sehingga mereka tidak dapat diakses oleh personil yang tidak sah.

Risiko Usaha untuk Keuangan dan Strategi

Risiko terhadap sumber daya keuangan sering diperlakukan berbeda dari sumber lain. Rencana manajemen risiko keuangan sering meliputi pedoman bagaimana membuat keputusan keuangan. Mereka juga menyusun seberapa besar resiko dan apa jenis risiko yang dapat diterima dan diambil oleh perusahaan.

Risiko Operasional

Risiko operasional merupakan risiko yang datang dari cara operasi bisnis baik secara internal maupun eksternal. Risiko eksternal adalah hal-hal seperti perubahan iklim politik, peraturan, pemasok, dan kontrak. Risiko internal termasuk kemungkinan kegagalan sistem internal atau proses. Hilangnya aset fisik terhadap bencana seperti kebakaran atau banjir adalah contoh, seperti kerugian karena permasalahan yang timbul pada sistem komputer. Risiko bisnis perencanaan manajemen mencakup pertimbangan berbagai faktor risiko, termasuk sumber daya manusia, properti, aset keuangan, strategi, dan operasi.







source:
http://teknonesia.id/penulis-tamu/2414-pengertian-resiko-bisnis.html




Tugas Softskill Kewirausahaan (Studi Kelayakan Bisnis)

    Suatu kegiatan bisnis pasti melibatkan banyak pihak yang memiliki berbagai kepentingan yang berbeda, seperti para investor selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan. Investor berkepentingan untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dan lain-lain.
      Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam memulai suatu bisnis, dimana dasar dari pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat diperoleh melalui suatu studi terhadap berbagai aspek mengenai kelayakan suatu bisnis yang akan dijalankan, sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut diatas adalah menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi dan lain sebagainya.

Jadi pengertian studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan.

      Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.

Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis

Berikut ini aspek-aspek yang harus diteliti dalam suatu Studi Kelayakan Bisnis, yaitu:

1.    Aspek hukum
Menyangkut semua legalitas rencana bisnis yang akan kita laksanakan yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku diantaranya :
•    Izin lokasi
o    Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan  hukum lainnya.
•    NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
•    Surat tanda daftar perusahaan
•    Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
•    Surat tanda rekanan dari pemda setempat
•    SIUP setempat


2.    Aspek sosial ekonomi dan budaya
Menyangkut dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar karena adanya suatu kegiatan usaha tersebut, diantaranya:
•    Dari sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap kehidupan masyarakat, kebiasaan adat setempat, dan lain-lain.
•    Dari sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per capita penduduk setempat, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR.
•    Dan dari segi sosial, apakah dengan adanya bisnis kita, menjadi semakin ramai, lalu lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat dan untuk mendapatkan itu semua adalah dengan wawancara, kuesioner, dokumen, dan lain-lain. Untuk melihat apakah suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau pihak yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.

3.    Aspek pasar dan pemasaran
menyangkut apakah ada peluang pasar untuk produk yang akan dihasilkan oleh kegiatan usaha kita, dengan melihat hal-hal berikut :
•    Potensi pasar
•    Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat untuk membeli.
•    Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk
•    Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dll.
•    Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya market share.

4.    Aspek teknis dan teknologi
Menyangkut pemilihan lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang diinginkan, lay out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.

5.    Aspek manajemen
Menyangkut pembangunan dan operasional.

6.    Aspek keuangan
Menyangkut sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.


Tahapan dalam Studi Kelayakan Bisnis

1.    Penemuan Ide
Agar dapat menghasilkan ide proyek yang dapat menghasilak produk laku untuk dijual dan menguntungkan diperlukan penelitian yang terorganisasi dengan baik serta dukungan sumber daya yang memadai. Jika ide proyek lebih dari satu, dipilih dengan memperhatikan:
•    ide proyek sesuai dengan kata hatinya
•    pengambil keputusan mampu melibatkan diri dalam hal-hal yang sifatnya teknis
•    keyakinan akan kemampuan proyek menghasilkan laba.

2.    Tahap Penelitian
Setelah ide proyek terpilih, dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan metode ilmiah:
•    mengumpulkan data
•    mengolah data
•    menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data
•    menyimpulkan hasil
•    membuat laporan hasil

3.   Tahap Evaluasi.
Evaluasi yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Ada 3 macam evaluasi:
•    mengevaluasi usaha proyek yang akan didirikan
•    mengevaluasi proyek yang akan dibangun
•    mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin
Dalam evaluasi bisnis yang akan dibandingkan adalah seluruh ongkos yang akan ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat atau benefit yang akan diperkirakan akan diperoleh.

4.   Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap layak, perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang mempunyai skor tertinggi jika dibanding usulan lain berdasar kriteria penilaian yang telah ditentukan.

5.   Tahap Rencana Pelaksanaan
Setelah rencana bisnis dipilih perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek. Mulai dari penentuan jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga perencana, ketersediaan dana dan sumber daya lain serta kesiapan manajemen.

6.   Tahap Pelaksanaan
Dalam realisasi pembangunan proyek diperlukan manajemen proyek. Setelah proyek selesai dikerjakan tahap selanjutnya adalah melaksanakan operasional bisnis secara rutin. Agar selalu bekerja secaa efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan laba perusahaan, dalam operasional perlu kajian-kajian untuk mengevaluasi bisnis dari fungsi keuangan, pemasaran, produksi dan operasi.

Hasil Studi Kelayakan Bisnis

Hasil studi kelayakan bisnis berupa dokumentasi lengkap dalam bentuk tertulis yang diperlihatkan bagaimana rencana bisnis memiliki nilai-nilai positif bagi aspek-aspek yang diteliti, sehingga akan dinyatakan sebagai proyek bisnis yang layak.

Etika dalam Studi Kelayakan Bisnis

Aspek moral dan etika dalam bisnis, khususnya dalam studi kelayakan bisnis (SKB) menjadi hal yang penting. Perilaku etis mengacu pada norma-norma atau standar-standar moral pribadi dalam hubungannya dengan orang lain agar dapat terjamin tidak seorangpun yang akan dirugikan.

1. Etika peneliti pada responden
Dalam pengumpulan data dari para responden, perlu diingat hak atas kebebasan pribadi sehingga responden tidak akan dirugikan baik secara fisik maupun mental.

2. Etika peneliti pada klien
Dalam suatu studi kelayakan bisnis pertimbangan-pertimabangan etis terhadap klien perlu diperhatikan. Karena klien mempunyai hak atas penelitian yang dilakukan secara etis.

3. Etika peneliti pada asisten
Peneliti biasanya asisten peneliti, tidak etis jika menugaskan seorang asisten melakukan suatu  wawancara yang bisa membahayakan.

4. Etika klien
Sering terjadi peneliti kelayakan bisnis diminta oleh kliennya untuk mengubah data, mengartikan data dari segi yang menguntungkan atau menghilangkan bagian-bagian dari hasil analisis yang dianggap merugikan, kalau peneliti menuruti keinginan tersebut bisa jadi profesi peneliti akan hancur.

Manfaat studi kelayakan bisnis

1.  Pihak Investor
Sebelum menanamkan modalnya di perusahaan yang akan dijalankan investor akan mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, karena investor memiliki kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh dan jaminan modal yang akan ditanamkan.

2. Pihak Kreditor
Sebelum memberikan kredit pihak bank perlu mengkaji studi kelayakan bisnis dan mempertimbangkan bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimilliki.

3. Pihak Manajemen Perusahaan
Sebagai leader manajemen perusahaan juga memerlukan studi kelayakan bisnis untuk mengetahui dana yang dibutuhkan, berapa yang dialokasikan dari modal sendiri, rencana pendanaan dari investor dan kreditor

4. Pihak Pemerintah dan Masyarakat
Perusahaan yang akan berdiri harus memperhatikan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan
oleh pemerintah agar dapat diprioritaskan untuk dibantu oleh pemerintah.

5. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi
Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu dianalisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang ditimbulkan proyek terhadap perekonomian nasional, karena sedapat mungkin proyek dibuat demi tercapainya tujuan-tujuan nasional. 





source:
http://studi-kelayakan-bisnis-universitas.blogspot.co.id/2011/12/studi-kelayakan-bisnis.html

Selasa, 10 Mei 2016

Tugas Softskill Kewirausahaan (Teori Kebutuhan Abraham Maslow)

     Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan hidupnya, teori yang telah resmi di akui dalam dunia psikologi.
     Kebutuhan tersebut berjenjang dari yang paling mendesak hingga yang akan muncul dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui tingkatan-tingkatan itu, dan dengan serius berusaha untuk memenuhinya, namun hanya sedikit yang mampu mencapai tingkatan tertinggi dari piramida ini.
Lima tingkat kebutuhan dasar menurut teori Maslow adalah sebagai berikut (disusun dari yang paling rendah) :
1. Kebutuhan Fisiologis
      Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
      Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan semacamnya.

3. Kebutuhan Sosial
      Misalnya adalah : Memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.

4. Kebutuhan Penghargaan
      Dalam kategori ini dibagi menjadi dua jenis, Eksternal dan Internal.
– Sub kategori eksternal meliputi : Pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
– Sedangkan sub kategori internal sudah lebih tinggi dari eskternal, pribadi tingkat ini tidak memerlukan pujian atau penghargaan dari orang lain untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
     Maslow melakukan sebuah studi kualitatif dengan metode analisis biografi guna mendapat gambaran jelas mengenai aktualisasi diri.
Dia menganalisis riwayat hidup, karya, dan tulisan sejumlah orang yang dipandangnya telah memenuhi kriteria sebagai pribadi yang beraktualisasi diri. 
     Termasuk dalam daftar ini adalah Albert Einstein, Abraham Lincoln, William James, dan Eleanor Roosevelt.
     Berdasarkan hasil analisis tersebut, Maslow menyusun sejumlah kualifikasi yang mengindikasikan karakteristik pribadi-pribadi yang telah beraktualisasi :
1. Memusatkan diri pada realitas (reality-centered), yakni melihat sesuatu apa adanya dan mampu melihat persoalan secara jernih, bebas dari bias.
2. Memusatkan diri pada masalah (problem-centered), yakni melihat persoalan hidup sebagai sesuatu yang perlu dihadapi dan dipecahkan, bukan dihindari.
3. Spontanitas, menjalani kehidupan secara alami, mampu menjadi diri sendiri serta tidak berpura-pura.
4. Otonomi pribadi, memiliki rasa puas diri yang tinggi, cenderung menyukai kesendirian dan menikmati hubungan persahabatan dengan sedikit orang namun bersifat mendalam.
5. Penerimaan terhadap diri dan orang lain. Mereka memberi penilaian tinggi pada individualitas dan keunikan diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain orang-orang yang telah beraktualisasi diri lebih suka menerima anda apa adanya ketimbang berusaha mengubah anda.
6. Rasa humor yang ‘tidak agresif’ (unhostile). Mereka lebih suka membuat lelucon yang menertawakan diri sendiri atau kondisi manusia secara umum (ironi), ketimbang menjadikan orang lain sebagai bahan lawakan dan ejekan.
7. Kerendahatian dan menghargai orang lain (humility and respect)
8. Apresiasi yang segar (freshness of appreciation), yakni melihat sesuatu dengan sudut pandang yang orisinil, berbeda dari kebanyakan orang. Kualitas inilah yang membuat orang-orang yang telah beraktualisasi merupakan pribadi-pribadi yang kreatif dan mampu menciptakan sesuatu yang baru.
9. Memiliki pengalaman spiritual yang disebut Peak experience.
NB: Peak experience atau sering disebut juga pengalaman mistik adalah suatu kondisi saat seseorang (secara mental) merasa keluar dari dirinya sendiri, terbebas dari kungkungan tubuh kasarnya.
Pengalaman ini membuat kita merasa sangat kecil atau sangat besar, dan seolah-olah menyatu dengan semesta atau keabadian.
      Ini bukanlah persoalan klenik atau takhayul, tetapi benar-benar ada dan menjadi kajian khusus dalam Psikologi Transpersonal, suatu (klaim) aliran keempat dalam ilmu psikologi setelah psikoanalisis, behaviorisme, dan humanisme.








source:
http://www.praswck.com/teori-kebutuhan-abraham-maslow

Tugas Softskill Kewirausahaan (Permintaan)

A.Pengertian Permintaan
     Dalam ilmu ekonomi permintaan adalah jumlah produk yang diinginkan dan mampu dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga dalam jangka waktu tertentu dengan menganggap factor yang mempengaruhinya konstan/tetap (ceteris paribus).
Dari pengertian tersebut terdapat 3 hal penting, yaitu :  
1.      Jumlah yang diminta (quantity demanded) merupakan kuantitas yang diinginkan konsumen. Jumlah yang diminta adalah jumlah barang/jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen. 
2.      Apa yang diinginkan konsumen diikuti oleh kemampuan membeli barang/jasa tersebut pada harga barang/jasa tersebut. 
3.      Jumlah yang diminta merupakan arus pembelian yang terus menerus sehingga harus dinyatakan dalam  satuan waktu.


B.Hukum Permintaan
     Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:

“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”

     Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).


C.Jenis Permintaan
     Berdasarkan daya beli :
1)Permintaan efektif, yaitu permintaan terhadap barang atau jasa yang disertai daya beli dan melakukan transaksi.
2)Permintaan potensial, yaitu permintaan terhadap barang atua jasa yang disertai daya beli tetapi konsumen masih mempertimbangkan transaksinya (belum dilakukan transaksi)
3)Permintaan absolute, yaitu permintaan terhadap barang/jasa yang tidak disertai daya beli.
      Berdasarkan jumlah yang melakukan permintaan :
1)Permintaan individu adalah permintaan seseorang terhadap barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2)Permintaan kelompok adalah permintaan dari sekelompok orang atau masyarakat pada saat yang bersamaan (penjumlahan permintaan individu)


 D.Faktor-faktor yang mempengaruhi Permintaan

1. Perilaku konsumen / selera konsumen
Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno.

2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.

3. Pendapatan/penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.

4. Perkiraan harga di masa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.

5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.













source:
http://farhana-ekonomi.blogspot.co.id/2011/12/permintaan-demand.html 
https://chandrapamungkas.wordpress.com/2011/04/05/permintaan-penawaran-hukum-permintaan-dan-penawaran-harga-keseimbangan/
https://wardayadi.wordpress.com/materi-ajar/kelas-x/permintaan-dan-penawaran/
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-permintaan-dan-penawaran-hukum-faktor-yang-mempengaruhi.html